Partner
03.15
Sabila A B
0
Comments
03.15 Sabila A B 0 Comments
Tim Semarang Suistanable Coastal Development
terdiri dari 2 tim: Tim Kecamatan Tugu dan Tim Kecamatan Semarang Utara
Tim Tugu: Tim Bringin Riverside Area
1: Sentra Apung Mangkang Wetan (us)
2: Bringin Natural Court
3:
4:
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, SH. Tembalang, Semarang
Jawa Tengah
Jl. Prof. Sudharto, SH. Tembalang, Semarang
Jawa Tengah
Infrastruktur
22.03
Sabila A B
0
Comments
Infrastruktur yang terdapat pada lokasi perancangan terdiri dari sarana dan prasarana yang dapat menunjang aktivitas sehari-hari bagi masyarakat di lokasi perancangan. Sarana diantaranya sarana pendidikan, kesehatan, perdagangan dan jasa serta sarana ruang terbuka.22.03 Sabila A B 0 Comments
- Sarana Pendidikan dan Kesehatan
Lokasi perancangan tidak memiliki fasilitas pendidikan dan kesehatan. Hal ini dikarenakan letak wilayah studi yang berada di tepi Kelurahan Mangkang Wetan yang jangkauannya jauh dari bagian lainnya di Kelurahan Mangkang Wetan. Untuk sarana pendidikan berupa SD dari lokasi perancangan dapat dicapai dalam waktu tempuh 3 menit menggunakan sepeda motor sedangkan sarana kesehatan berupa bidan dapat ditempuh pada waktu yang sama sedangkan puskesmas pembantu dapat ditempuh dalam waktu 5 menit.
- Sarana Perdagangan dan Jasa serta Ruang Terbuka
Hasil Dokumentasi Kelompok 1A, Studio Perancangan dan Pembangunan Kota, 2015
Prasarana diantaranya jaringan listrik, jaringan air bersih, drainase, sanitasi, jaringan jalan, persampahan dan jaringan telekomunikasi.
- Jaringan listrik, jaringan air bersih, drainase, sanitasi dan jaringan jalan
-Jaringan telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di lokasi perancangan hampir seluruhnya dapat dijangkau oleh masyarakat. Masyarakat sebagian besar menggunakan alat telekomunikasi pribadi berupa telepon genggam (hp) untuk berkomunikasi. Meskipun demikian di lokasi perancangan tidak dijumpai menara Base Transceiver Station (BTS) dan warung-warung internet yang biasanya digunakan untuk memperlancar jaringan telekomunikasi dan internet.
Kependudukan dan Perekonomian
20.54
Sabila A B
0
Comments
20.54 Sabila A B 0 Comments
Lokasi perancangan yang berada di Kelurahan Mangkang Wetan memiliki jumlah penduduk sebanyak 336 jiwa, mayoritas penduduk pada lokasi perancangan bekerja sebagai buruh tambak dan nelayan.
- Struktur Kependudukan
| Sumber: Hasil Kuesioner di Lokasi Perancangan
Persentase Tingkat Pendidikan Masyarakat di Lokasi Perancangan
|
Sumber: Hasil Kuesioner di Lokasi Perancangan
Persentase Tingkat Pendapatan di Lokasi Perancangan
|
Sumber: Hasil Kuesioner di Lokasi Perancangan
Asal Penduduk di Lokasi Perancangan
|
- Komunitas
Lokasi perancangan memiliki beberapa komunitas
yang dapat membantu keberlangsungan aktivitas masyarakat yang ada, terdapat dua
macam komunitas yang terdapat di lokasi perancangan yakni komunitas hasil
gagasan atau program pemerintah da komunitas yang muncul dari gagasan
masyarakat dalam memanfaatkan potensi pada lokasi perancangan dan Kelurahan
Mangkang Wetan. Komunitas yang merupakan hasil gagasan atau
program pemerintah terdapat PKK, Kelompok Petani Tambak dan Kelompok Usaha
Pengasapan Ikan, sedangkan komunitas swasta terdapat Mas Jamang dan Posdaya
Mina Cahaya Abadi. Komunitas Mas Jamang memanfaatkan adanya hutan mangrove di
lokasi perancangan dan sekitarnya dan mengolah mangrove yang ada menjadi
makanan, sedangkan Posdaya Mina Cahaya Abadi merupakan hasil kerjasama
masyarakat dengan perguruan tinggi Universitas Diponegoro dalam mendukung
kegiatan perikanan dan Kelautan di Kelurahhan Mangkang Wetan secara umum dan
lokasi perancangan secara khusus.
- Perekonomian
Kelurahan Mangkang Wetan ada beberapa aktivitas ekonomi yaitu ada kios toko/warung, warung makan/minum dan juga terdapat industri kecil, industri rumah tangga, buruh tani tambak, petani tambak, nelayan, Komunitas Bina Karya Sejahtera atau pengolah jajanan mangroove, ada juga Komunitas Posdaya Mina Cahaya Abadi atau merupakan fasilitator bagi nelayan dan pengolah hasilnya dalam pemasaran hasil, dan pengepul hasil rumput laut. Sebagian besar penduduk yang berada di Kelurahan Mangkang Wetan ini bermata pencaharian buruh petani tambak karena tambak yang terletak di Kelurahan Mangkang Wetan 80% status kepemilikannya adalah milik perusahaan, dan hanya beberapa tambak milik masyarakat sekitar. Hasil tambak yang didapatkan semakin lama semakin menurun dikarenakan terjadi abrasi dan kondisi tambak dari tahun ke tahun semakin buruk. Selain itu, pendapatan masyarakat perharinya juga tidak dapat dipastikan karena rata-rata bergantung dengan hasil laut yang juga tidak pasti. Hal ini mengakibatkan perekonomian penduduk di lokasi perancangan tergolong berpenghasilan menegah kebawah.
Potensi dan Permasalahan
20.37
Sabila A B
0
Comments
20.37 Sabila A B 0 Comments

Lokasi perancangan berlokasi di kawasan pesisir Kota Semarang tepatnya di RW 7, Kelurahan Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu dengan luas lahan sebesar 10,13 Ha (pertambakan seluas 7,28 Ha dan permukiman seluas 2,85 Ha). Kelurahan Mangkang Wetan termasuk dalam BWK X bersama dengan Kecamatan Ngaliyan, fungsi utama dalam wilayah BWK X adalah industri, permukiman, perdagangan dan jasa, tambak, rekreasi dan pergudangan. Dalam pembagian wilayah Kecamatan Tugu, Kelurahan Mangkang Wetan termasuk dalam blok 3.1 dimana guna lahan industri dan tambak menjadi guna lahan mayoritas. Menurut Perda Kota Semarang No 14 tahun 2011, lokasi perancangan juga termasuk dalam kawasan garis pantai yang berpotensi untuk pengembangan kawasan rekreasi, ekonomi perikanan, dan kehidupan nelayan.
Berdasarkan kondisi eksisting lokasi perancangan memiliki banyak permasalahan yang pada umumnya terjadi di wilayah pesisir, kurangnya pengelolaan terhadap sarana dan prasarana seperti masalah persampahan yang tidak terkelola dengan baik, banyak masyarakat yang tidak memiliki sanitasi, dan kondisi jalan yang masih buruk. Dalam beberapa tahun terakhir potensi terjadinya rob semakin meningkat seiring semakin sedikitnya jumlah pohon mangrove yang ada, hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan perumahan yang berlanjut pada munculnya permukiman kumuh, selain itu lokasi perancangan termasuk dalam lokasi rawan bencana banjir dari luapan Sungai Bringin. Kondisi kependudukan di lokasi perancangan tergolong buruk, dimana sebagian besar penduduk memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
Dari segi potensi wilayah, lokasi perancangan dengan jenis tanah aluvial dan topografi datar sehingga cocok untuk lahan pertanian dan lahan permukiman, adanya kelompok usaha seperti budidaya rumput laut dan jajanan mangrove, lahan tambak yang cukup besar disertai mayoritas penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani tambak dan nelayan dapat menjadi potensi pengembangan wilayah. Berdasarkan potensi masalah yang ada dapat menjadi pertimbangan pemilihan konsep perancangan di lokasi perancangan.
| Peta Permasalahan Lokasi Perancangan |
| Peta Potensi Lokasi Perancangan |
Dari segi potensi wilayah, lokasi perancangan dengan jenis tanah aluvial dan topografi datar sehingga cocok untuk lahan pertanian dan lahan permukiman, adanya kelompok usaha seperti budidaya rumput laut dan jajanan mangrove, lahan tambak yang cukup besar disertai mayoritas penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani tambak dan nelayan dapat menjadi potensi pengembangan wilayah. Berdasarkan potensi masalah yang ada dapat menjadi pertimbangan pemilihan konsep perancangan di lokasi perancangan.
The Next Planner
18.52
Unknown
0
Comments
18.52 Unknown 0 Comments
![]() |
| Aufa Dirgahayu |
![]() |
| Syarif Hidayatullah |
![]() |
| Dwi Laras Lukitaningrum |
![]() |
| Pingkan Ellotam Tunjung Biru |
![]() |
| Sabila Adhaida Bahar |
![]() |
| Arvi Nabiel |
| Fera Wahyu Pinanti Islamiyah |
![]() |
| Fernanda Fitriani |
PENCITRAAN
kenangan tim di atas tanah harapan
Konsep Manajemen Pengelolaan dan Pembiayan Sentra Apung Mangkang Wetan
16.06
Unknown
0
Comments
16.06 Unknown 0 Comments
Konsep manajemen pengelolaan dan pembiayaan Sentra Apung Mangkang Wetan dibedakan menjadi dua yaitu konsep untuk Sentra Apung dan Rusunami, yang terstruktur pada bagan berikut.
| Cash Flow BOT |
| Cash Flow PCP |
| Cash Flow Ekonomi |
Pada konsep BOT perhitungan NPV menunjukkan angka Rp. 31.805.753.310 (positif), BCR menunjukkan angka lebih dari 1 yaitu sebesar 1,32 dan IRR menunjukkan angka melebihi suku bunga yaitu 24%. Sedangkan pada konsep PCP nilai NPV sebesar Rp.112.954.369 (positif), BCR sebesar 1,008 dan IRR sebesar 5,42%. Berdasarkan analisis ekonomi karena memiliki nilai NPV sebesar Rp. 6.110.870.923, BCR sebesar 1,147 dan IRR sebesar 15,14%. Dengan demikian berdasarkan analisis finansial, proyek pembangunan Sentra Apung Mangkang Wetan layak. Payback period konsep BOT tahun ke 9 bulan ke 10, 28 hari. dan payback period konsep PCP tahun ke 18, 1 bulan 16 hari. Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan, proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.
Konsep Perancangan "Green Wetropolis"
10.40
Unknown
0
Comments
10.40 Unknown 0 Comments
![]() |
| Bagan Justifikasi Konsep |
Konsep Green Wetropolis merupakan turunan dari konsep meso Sustainable Coastal Development, dari lima indikator Sustainable Coastal Development konsep Green Wetropolis mencakup indikator housing, economy dan community dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di lokasi perancangan dan terjadinya keberlanjutan perkembangan wilayah pesisir. Konsep ini menjawab permasalahan yang terjadi di kawasan pesisir khususnya di lokasi perancangan yakni abrasi tambak, permukiman kumuh, tingkat ekonomi masyarakat yang rendah dan masalah banjir akibat luapan Sungai Bringin. Konsep ini juga memanfaatkan banyaknya lahan tambak yang ada di lokasi perancangan dan banyaknya masyarakat yang bermatapencaharian sebagai buruh tani tambak.
A. Housing
Untuk mengatasi permukiman kumuh di lokasi perancangan, direncanakan rumah susun sederhana milik (rusunami) beserta penyediaan sarana peribadatan, sarana kesehatan dan pengolahan sampah, pembuatan sistem tanggul dan pembuatan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
B. Economy
Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dengan memproduktifkan kembali lahan tambak yang sempat tidak produktif karena banjir maupun abrasi tambak. Selama ini pada lokasi perancangan belum ada penanganan intensif terkait masalah banjir dan abrasi tambak sehingga dari tahun ke tahun hasil tambak cenderung menurun bahkan pernah tidak menghasilkan apapun dari beberapa tambak yang ada. Dengan beberapa perbaikan tambak yang akan dilakukan dan perencanaan sentra apung diharapkan dapat mendorong kembali produktifitas tambak tersebut.
C. Community
Keberadaan sentra apung akan menjadi wadah bagi masyarakat setempat untuk mengelola langsung hasil tambaknya. Komunitas yang nanti akan dikembangkan di lokasi perancangan di bagi menjadi 3 komunitas utama yaitu komunitas pengolahan ikan bandeng, komunitas pengolahan udang vannime, komunitas pengelolaan rumput laut dan ikan nila, serta komunitas mangrove.
Langganan:
Komentar
(
Atom
)













0 komentar :